Kamis, 27 September 2012

Tutorial Bongkar Pasang PC Laptop

https://docs.google.com/open?id=0B1QTdJPrOGJaTXktZDByWkFIZDQ

Kamis, 06 September 2012

Kebakaran hutan tahun ini lebih parah



Kondisi hutan di Indonesia kian merana saja. Tak hanya rusak akibat masifnya aktivitas industri, kebakaran akibat kemarau panjang juga memperparah kerusakan hutan kita.

Kementerian Kehutanan (Kemhut) mencatat, pada periode Januari-Agustus 2012, terdapat 20.850 titik (hotspot) kebakaran hutan di seluruh wilayah Indonesia. Angka ini naik 26,7% dari jumlah kebakaran hutan di periode sama tahun lalu yang sebanyak 16.450 titik.

Kurnia Rauf, Direktur Pengendalian Kebakaran Hutan Kemhut mengatakan, peningkatan titik kebakaran akibat musim kemarau yang lebih panjang dari tahun sebelumnya. "Total luas wilayah hutan yang terbakar mencapai sekitar 2.000 hektare," ujarnya, Rabu (5/9).

Berapa kerugian akibat kebakaran hutan tersebut? Kurnia mengaku sulit menghitung total kerugian tersebut, karena belum menemukan metodenya. "Kerugian yang pasti adalah rusaknya ekosistem alam," jelasnya.

Nah, dari 20.850 titik kebakaran tersebut, sebesar 92% berada di Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi. "Sisanya 8% tersebar di Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Banten, Yogyakarta, Bali, dan Jakarta," papar Kurnia.

Sementara sebaran hotspot berdasarkan peruntukan kawasan hutan dan lahan, terpantau antara lain di hutan konservasi 550 titik, hutan lindung 190 titik, hutan alam 716 titik, hutan tanaman industri 2.361 titik, perkebunan 499 titik dan lahan milik masyarakat sebanyak 9.138 titik.

Sumarto, Kepala Pusat Humas Kemhut menambahkan, khusus pada 4 September 2012 terdapat 784 titik hotspot kebakaran di 12 provinsi. Porsi terbesar berada di Kalimantan Barat sebanyak 445 titik, Kalimantan Tengah 98 titik, Sumatera Selatan 76 titik, dan Kalimantan Timur 54 titik.

Menurutnya, hampir semua kasus kebakaran hutan atau sebesar 99% terjadi akibat aktivitas manusia. "Kegiatan manusia seperti merokok, buka kebun dan pendakian gunung menjadi penyebab awal kebakaran hutan," ujar dia. Ambil contoh, kasus kebakaran di Gunung Slamet dan Gunung Agung beberapa waktu lalu, kata Sumarto, disebabkan aktivitas pendakian gunung.

Terkait pencegahan kebakaran hutan, pemerintah sudah menerbitkan Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 16 Tahun 2011 tentang Peningkatan Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan. Inpres tersebut memerintahkan sembilan kementerian, empat lembaga non-kementerian dan gubernur serta bupati untuk bekerjasama melakukan pencegahan dan pengendalian kebakaran. Nyatanya, kasus kebakaran hutan justru meningkat pada tahun ini.

Sumarto bilang, penanganan kebakaran hutan dan lahan sudah menjadi komitmen nasional. "Tapi Kemhut hanya bertanggung jawab untuk pencegahan kebakaran hutan saja," ujar dia beralasan.

©[FHI/Kontan]

©Pic: Doc FHKR

Peta NASA: Gletser Puncak Jaya (Cartenz) Lenyap Secara Drastis Dekade Terakhir




Gambar ini direkam dengan Thematic Mapper di Landsat 4 dan Landsat 5, menunjukkan gletser di Puncak Jaya di Papua dengan ketinggian 4.884 meter di tahun 1989 dan tahun 2009. Di tahun 1989 dalam gambar menunjukkan lima gletser di Puncak Jaya, namun di tahun 2009, dua gletser tersebut hilang total, sementara tiga sisanya menyusut secara drastis.

Menururt perkiraan NASA dengan angka penyusutan seperti saat iniseluruh gletser di Papua bisa lenyap dalam kurun waktu 20 tahun mendatang.

Para ahli belum menyebutkan apa yang menyebabkan penyusutan gletser tersebut, namun perubahan suhu, kelembaban, penyerapan dan tutupan awan bisa menjadi penyebab. Baik faktor iklim dan deforestasi di level lokal bisa menyebabkan perubahan-perubahan tersebut.

Sepasang peta di atas, direkam dengan Thematic Mapper di Landsat 4 dan 5, memberikan gambaran hilangnya permukaan es di punjak Jaya Papua antara tahun 1989 hingga 2009. Peta ini dihasilkan dari kombinasi antara infra merah gelombang pendek, infra merah jarak dekat, dan cahaya hijau.

Es akan muncul dalam warna biru muda. Awan secara umum berwarna putih. Bebatuan berwarna coklat kemerahan, hutan berwarna hijau. Area berwarna abu-abu di tengah adalah area pertambangan Grasberg, yang memiliki cadangan emas terbanyak di dunia dan cadangan tembaga kedua terbesar di dunia milik PT Freeport. Peta NASA Earth Observatory dibuat oleh Jesse Allen and Robert Simmon, menggunakan data Landsat yang disediakan oleh United States Geological Survey. Gambar disediakan oleh: Adam Voiland.

©[FHI/Mongabay]


Selasa, 04 September 2012

Badak Jawa, Jangan Jadi Cerita Semata


Foto: Badak Jawa, Jangan Jadi Cerita Semata

Badak Jawa(Rhinocerus sondaicus) merupakan spesies badak yang unik karena memiliki satu cula dan hanya ditemukan di Pulau Jawa.

Kepunahan si kulit tebal yang notabene tangguh menghadapi perubahan iklim ini ironisnya tinggal menunggu waktu.

Menurut data yang didapat dari penelitian Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK) dan WWF yang dilakukan dalam kurun waktu 2009-2010, populasi Badak Jawa masih berjumlah 50 ekor.

Penelitian ini menggunakan “kamera jebak” dan estimasi populasi dengan metoda Capture Mark Recapture (CMR). Data dari kamera jebak menunjukkan adanya bukti kelahiran dan kematian badak dari tahun 2000 hingga 2010.

Jika angka kelahiran dan mortalitas diperhitungkan dalam pertumbuhan populasi, maka populasi badak di Ujung Kulon menunjukkan tren pertumbuhan tidak lebih dari 1% per tahun.
“Temuan tersebut menjelaskan pertumbuhan jumlah Badak Jawa yang cenderung stagnan.

Ditambah lagi adanya fakta bahwa komposisi antara badak jantan dengan badak betina adalah 3 berbanding 2. Namun demikian, para ahli berpendapat bahwa kondisi yang demikian masih memungkinkan perkembangbiakannya.

Terbukti adanya kelahiran anak badak setiap 2-3 tahun di TNUK,”jelas Project Leader WWF Proyek Ujung Kulon Adhi Rachmat Hariyadi. Pemerintah RI sendiri menargetkan pertumbuhan populasi Badak Jawa sebesar 3% per tahun, sementara yang terjadi angkanya stagnan di 1%. 

Menurut Adhi, sejumlah aspek yang terindikasi menjadi penyebab kesulitan perkembangbiakan Badak Jawa adalah kurangnya overlap (pertemuan) antara badak jantan dan betina yang produktif, kuantitas dan kualitas nutrisi yang kurang memadai, serta kualitas genetika yang sudah relatif homogen.

Tidak hanya itu, ekosistem mamalia terlangka dunia itu pun kian terancam akibat suksesi vegetasi menuju hutan primer yang menyebabkan berkurangnya feeding ground (rumpang).

Kerja keras semua pihak sangat dibutuhkan dalam upaya melestarikan populasi binatang purba yang sudah bertahan hidup selama 50.000 tahun ini. Hal ini tentu menjadi tantangan tersendiri bagi WWF yang hampir 50
tahun,sejak mulai beroperasi di Indonesia, memperjuangkan keberadaan badak Jawa di Ujung Kulon. WWF sebagai organisasi konservasi global yang peduli terhadap kelestarian fauna, menjadikan konservasi badak Jawa di TNUK sebagai program pertamanya.

“Sejauh ini WWF telah mengupayakan dua pilar konservasi yakni mengoptimalkan habitat Badak Jawa di TNUK dan menyiapkan habitat kedua di luar wilayah konservasi tersebut. Pilar yang kedua dibuat sebagai antisipasi dari risiko terbesar punahnya spesies apabila terjadi
bencana alam yang menghancurkan seluruh populasi di satu habitat dalam waktu singkat,” imbuh Adhi.

Hari Badak telah dicanangkan pada tahun 2010 lalu oleh WWF Internasional yang jatuh setiap tanggal 22 September. Lewat program RhinoCare, masyarakat dapat mendonasikan uang yang selanjutnya digunakan untuk mendukung upaya konservasi badak mulai dari penelitian, pengamanan, dan pemantauan badak.

Hari Badak juga menjadi momentum awareness bahwa bangsa kita memiliki 'warisan dunia' yang patut dibanggakan. Selain Afrika, Indonesia adalah negara yang masih memiliki dua spesies badak dan keduanya tergolong spesies yang amat langka. Hari badak ditetapkan oleh WWF International sebagai seruan untuk mengakhiri perburuan badak.

©[WWF--FHI]

©Pic: WWF

Follow us: @forum_hijau

Anggang Anggang ( Water Strider )


BUMI SEMAKIN PANAS TUBUH HARUS TETAP SEHAT



Ampun deh, panasnya! Mungkin itu yang terlontar dari mulut sobat greener karena cuaca panas yang terasa menyengat kulit belakangan ini. 

Padahal, bisa jadi waktu itu baru pukul 8.30 pagi. Tapi keringat sudah mengucur deras dari pori-pori di sekujur tubuh. Kalau nggak butuh-butuh banget pergi ke luar, pasti sobat greener lebih memilih seharian berada di 
ruangan ber-AC yang disetel dengan suhu paling sejuk...Kalau admin sih AC a.k.a Angin Cendela XD

Pemanasan dituding menjadi biang keladi peningkatan suhu rata-rata permukaan bumi yang membuat gerah udara akhir-akhir ini. Isu tersebut tentu sudah tak asing lagi di telinga sobat greener saking seringnya dibicarakan orang.

Namun pemanasan global bukan melulu soal lingkungan atau bumi yang rusak. Peningkatan suhu bumi berpengaruh pula terhadap kesehatan manusia.

Menurut laporan Pertemuan Antar-Negara tentang Perubahan Iklim ke-4 (Fourth Assessment Report of the Inter Governmental Panel on Climate Change = IPCC) tahun 2007, dampak langsung perubahan iklim menyumbang peningkatan jumlah penyakit dan kematian dini.

Studi komprehensif yang dilakukan WHO, menunjukkan perubahan iklim yang terjadi pertengahan 1970-an diperkirakan telah menyebabkan 150 ribu kematian pertahun akibat peningkatan kejadian penyakit. Infeksi virus, bakteri, jamur, dan kuman membawa penyakit lainnya diperkirakan akan makin merajalela.

Influenza yang dulu hanya saat musim dingin (di daerah empat musim) atau musim hujan (di daerah tropis) menyerang pada semua musim. WHO mencanangkan “Health Protection from Climate Change” sebagai tema besar Hari Kesehatan Sedunia pada tahun 2008.

PERLU WASPADA
Berikut adalah penyakit-penyakit yang perlu diwaspadai karena bakteri dan kuman semakin resisten, akibat pemanasan global.

Diare
Perubahan iklim berkaitan dengan pola hujan, yang dapat memengaruhi penyebaran berbagai mikroorganisme penyebar penyakit. Hujan dapat mencemari air dengan cara memindahkan kotoran manusia dan hewan ke air tanah.

Organisme yang ditemukan antara lain kriptosporodium, giardia dan E-coli yang dapat menyebabkan diare.

Namun penularan diare bukan hanya melalui kontaminasi air, tapi juga dapat meningkat akibat suhu tinggi karena berdampak langsung pada pertumbuhan organisme di lingkungan.

Yang Bisa Sobat greener Lakukan:
•Saat hujan turun tiap hari, selokan-selokan yang tersumbat biasanya meluap, dan membawa parasit cacing serta turut mengangkat amuba. Untuk menjaga kebersihan, biasakan cuci tangan dan kaki setelah berpergian.

•Kenakan alas kaki untuk mencegah penyebaran kotoran atau parasit masuk lewat kulit.

•Hindari membeli makanan di sembarang tempat.

Demam Berdarah Dengue & Malaria
Udara yang lembab dan hangat sangat disukai nyamuk. Karena dalam kondisi seperti itu, Anopheles dan Aedes aegypti, nyamuk penebar parasit malaria dan virus dengue, berkembang biak.

Kalau dulu kedua nyamuk ini lebih sering muncul pada masa transisi antara musim hujan dan kemarau, kini serangan mereka hampir di sepanjang tahun. Iklim yang bergeser, ditambah sanitasi buruk yang selalu menyediakan genangan air jernih untuk bertelur, membuat keduanya dapat menyerang sewaktu-waktu secara ganas.

Suhu yang lebih hangat ternyata bisa memperpendek siklus hidup mereka, sekaligus mengurangi periode matang kuman di dalam tubuh mereka. Akibatnya, populasi kedua nyamuk itu malah meledak, dan penularannya makin cepat.

Yang Bisa Kita Lakukan
Untuk mencegah gigitan nyamuk:
•Tidur dengan menggunakan kelambu.

•Oleskan krim pencegah gigitan nyamuk.

Untuk memberantas sarang nyamuk:
•Bersihkan kaleng-kaleng atau wadah kosong, bahkan cekungan sekecil apa pun yang mungkin menimbulkan genangan air jernih.

•Rapikan semak belukar di sekitar rumah.

•Pelihara ikan untuk membunuh larva nyamuk.

•Taburkan insektisida alami khusus untuk mernbunuh larva nyamuk.

•Lipat kain yang bergantungan.

Leptospirosis
bakteri leptospira, muncul dalam genangan air karena adanya kontaminasi air dari kotoran/ kencingtikus. Terkena pada luka terbuka, bakteri akan menyerang dan timbul gejala seperti flu namun fokus pada nyeri-nyeri otot terutama di betis.

Karena itu hujan terus-menerus dan kenaikan permukaan air laut, yang mengakibatkan banjir, yang dituding penyebab berkeliarannya bakteri leptospira. Seringnya orang langsung tak sadar dirinya telah tertular bakteri leptospira.

Yang Bisa Kita Lakukan
•Tutupi luka dan lecet dengan balut kedap air, terutama sebelum bersentuhan dengan tanah, lumpur atau air yang mungkin dicemari air seni binatang.

•Pakai sepatu bila keluar, terutama jika tanahnya basah atau berlumpur.

•Pakai sarung tangan bila berkebun.

•Halau tikus dengan membersihkan dan menjauhkan sampah makanan dari perumahan.

•Cuci tangan dengan sabun dan pembasmi kuman untuk membunuh kuman leptospira.

Kanker Kulit
Gas rumah kaca yang menumpuk di atmos-fer bumi, selain menyumbang intensitas pemanasan global, juga merusak lapisan ozon di puncak atmosfer. Jika dalam kondisi normal, atmosfer bisa menahan 95% radiasi ultraviolet matahari.
Hanya 5% yang lolos ke bumi. Itu berkat adanya lapisan ozon.

Namun, kini lapisan pelindung itu hancur sebagian, terutama di sekitar langit di Kutub Selatan. Kondisi ini mengakibatkan penduduk di kawasan itu rawan terhadap kanker kulit akibat sengatan ultraviolet. Tapi bukan berarti kita bebas mandi matahari tanpa perlindungan, lho.

Yang Bisa Kita Lakukan
•Sekitar 20 menit sebelum keluar rumah, oleskan sekujur tubuh sobat greener dengan sunblok lotion SPF 15 atau lebih.

•Lapisi juga krim tersebut pada kedua telinga dan kaki sobat greener.

•Jika aktivitas mengharuskan sobat greener berada di bawah terik matahari untuk jangka waktu cukup lama, pilih sunblock lotion minimal SPF30.

•Ulangi pemberian sunblock setiap dua jam. Saat berenang atau berkeringat, sobat greener bisa lebih sering lagi mengoleskannya di kulit.

Penyakit Paru Obstruktif Kronis
Secara rata-rata, kenaikan suhu udara global ‘hanya’ 0,8 derajat celsius. Namun di beberapa tempat, temperatur udara naik cukup tinggi, termasuk pada suhu air laut, hingga melahirkan daerah tekanan rendah. Bertiuplah angin kencang.

Tiupan angin kencang berkombinasi dengan udara kering sering memantik kobaran api, dan mengakibatkan kebakaran hutan. Sudah pasti timbul asap yang meluas terbang ke mana-mana, bahkan menyeberang hingga ke negara tetangga.

Debu halus dan pelbagai oksida karbon itu menyebabkan gangguan pernapasan, mulai asma hingga penyakit paru obstruktif kronis. Asap tersebut juga membawa racun dioksin yang bisa menimbulkan kanker paru dan gangguan kehamilan.

Sebaliknya material kayu dan serasah yang terbakar itu, menghasilkan jutaan ton gas-gas rumah kaca yang lagi-lagi memicu pemanasan global.

Yang Bisa Kita Lakukan :
Jika sudah mengalami penyakit paru obstruktif kronis, jangan sampai mengalami influenza atau pneumonia, yang bisa memperburuk kondisi tubuh. Sebaiknya lakukan vaksinasi influenza setiap tahun dan vaksinasi pneumokokus setiap enam tahun atau lebih.

Cara Makan yang Ramah Lingkungan


Foto: Cara Makan yang Ramah Lingkungan

Makan adalah kegiatan yang sobat greener lakukan sehari-hari, namun banyak orang yang tidak memperhatikan apa yang mereka makan, dari mana makanan tersebut berasal serta bagaimana makanan tersebut diproses, padahal kesemuanya itu jika ditelusuri lebih dalam memiliki dampak yang cukup besar terhadap bumi. 

Bahkan seringkali makanan-makanan yang sobat greener makan adalah makanan yang paling merusak, baik dari bahan maupun kemasannya. 

Mengubah cara makan dapat menjadi salah satu cara yang paling krusial dalam menjaga bumi kita. Sebenarnya tidak banyak usaha yang perlu sobat greener lakukan. Ikuti saja cara-cara simpel ini,

1. Belilah makanan segar yang memang sedang musimnya. Makanan segar yang memang sedang musimnya tidak perlu disimpan pada cold storage selama berbulan-bulan atau dikirim dari belahan dunia lain yang memang sedang musimnya. 

Dengan begitu, banyak energi listrik dan bahan bakar yang dihemat. Banyak koki-koki top yang bersedia mengubah menu mereka sesuai musimnya agar mereka mendapatkan kualitas bahan makanan terbaik setiap tahunnya.

2. Belilah makanan yang bebas dari bahan kimia. Seperti makanan organik tidak menggunakan banyak pestisida dan herbisida untuk membuatnya bebas dari hama dan rumput liar. Selain itu, makanan ini pun tidak membutuhkan pupuk yang dibuat dari bahan petrokimia. Dengan begitu, mereka mengurangi jumlah penggunaan bahan kimia yang menyerap pada tanah. 

Lalu bagaimana membedakan yang organik dan yang bukan? Di beberapa supermarket, biasanya makanan organik tersebut diberikan tanda khusus (Seperti yang sudah kami ulas kemarin)

3. Sering-seringlah memasak dengan menggunakan bahan mentah. Ini terkait dengan mengurangi penggunaan kemasan. Kalau di Australia, mereka dapat memilih membeli selusin snack pasta ukuran kecil yang masing-masing dibungkus dengan tube plastik atau satu bungkus pasta ukuran besar. 

Cara kedua memiliki jumlah makanan yang sama dengan yang pertama, tapi dengan jumlah sampah yang lebih sedikit. Bahan mentah juga biasanya di jual tanpa kemasan, sehingga tidak menghasilkan sampah yang berlebih. 

Kalau disini, sobat greener dapat memilih bahan mentah yang segar dan bukan makanan kalengan. 
Misalnya : belilah jagung segar, bukan jagung kalengan yang telah dipotong-potong.

Nah, sekarang 3 hal yang perlu dihindari

1. Membeli makanan impor. Tapi belilah makanan lokal, karena tidak memerlukan pengiriman jarak jauh dengan menggunakan truk dan kapal laut yang membutuhkan banyak penggunaan bahan bakar. Dengan begitu, makanan ini tidak menambah polusi serta emisi gas rumah kaca.

Bandingkan saja kalau sobat greener makan steak yang dagingnya lokal (dikirim dari peternakan sapi lokal) dengan daging yang diimpor dari US. 

Dengan perbedaan jarak yang sebegitu jauhnya, tentu penggunaan energi serta polusi yang dihasilkan saat pengiriman pun akan jauh berbeda. 

Menurut treehugger.com polusi yang dihasilkan oleh 15 kapal angkut terbesar sama dengan polusi yang dihasilkan 760 juta mobil. Hal ini disebabkan oleh kandungan sulfur yang tinggi terkandung dalam bahan bakar kapal.

2. Makanan yang banyak menggunakan kemasan. Makanan segar sebenarnya tidak perlu dibungkus satu persatu menggunakan plastik dan styrofoam. 

Hal tersebut hanya akan menambah volume sampah yang sudah menumpuk di rumah. Cara termudah untuk mengurangi sampah di rumahmu adalah dengan menghindari membawa sampah tersebut ke rumahmu. 

Sobat greener dapat membiasakan membawa reusable bag dan membeli buah-buahan di pasar (karena biasanya buah-buah di pasar tidak pernah dibungkus satu per satu). Kalaupun membeli di supermarket, sobat greener dapat meminta pelayan untuk memasukkan buah langsung ke dalam tas yang kita bawa.

3. Makanan yang terlalu banyak komposisi bahan-bahannya . Perlu diingat bahwa pemrosesan makanan, ada penggunaan energi dalam dua cara yaitu 

(1) saat memotong, mencampur dan memasak bahan-bahan tersebut dan 
(2) saat mengirim bahan-bahan tersebut. Produk dengan bahan-bahan yang lebih sedikit tentu membutuhkan energi (listrik, gas, minyak) yang lebih sedikit.

©[FHI/Berbagai sumber]

Follow us: @forum_hijau

PEMANASAN GLOBAL BUKAN HOAX


Foto: PEMANASAN GLOBAL BUKAN HOAX

¦-->>No SARA, Semoga membuka mata orang yang masih menyangkal <<--¦

Tanda-tanda pemanasan global sebenarnya sudah kita rasakan setiap hari, seperti cuaca yang tidak menentu, suhu ekstrim, kekeringan, berbagai penyakit akibat iklim,dll.

Tapi ternyata masih banyak yang termakan artikel yang berbau konspirasi, yang menyatakan Pemanasan global adalah hoax.  

Pemanasan Global Telah Dijelaskan di Al-Qur'an & Hadist
Pemanasan global yang diiringi dengan beragam fenomena alam ini sebenarnya telah banyak diberitakan dalam nubuwat qur’aniah maupun nabawiyah. Sebagai sumber yang otentik dan Terjadinya berlaku sepanjang zaman, Al- Qur’an dan As Sunnah banyak memuat tentang hal itu.

A. Isyarat tentang kerusakan alam akibat perbuatan manusia 
Allah swt berfirman : "Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia; Allah menghendaki agar mereka merasakan sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)." (QS. Ar- Ruum [30]: 41)

Kerusakan yang dimaksudkan di sini adalah kerusakan yang diakibatkan oleh perbuatan tangan- tangan manusia berupa maksiat dan kerusakan-kerusakan moral. Para mufassirin menafsirkan kerusakan di darat dan di laut - sebagaimana Imam Al-Alusi menjelaskan dalam tafsir Ruh Al-Ma’ani- yaitu; kemarau, wabah penyakit, banyaknya kebakaran, kebanjiran, penghapusan berkah dari segala sesuatu, berkurangnya sesuatu yang bermanfaat, dan merajalelanya marabahaya.

Hubungannya dengan fenomena global warming, maka jelas sekali bahwa penyebab utama semua ini adalah ulah manusia.

B. Isyarat tentang adanya hujan asam Revolusi industri yang ditandai dengan ditemukannya mesin uap telah menjadi babak baru bagi beragam penemuan- penemuan penting lainnya. Dan abad 20 ini telah menjadi bukti betapa ramainya penemuan-penemuan teknologi susulan, dan berikutnya telah mendorong mereka untuk mengkonsumsi bahan bakar fosil lebih banyak dari sebelumnya.

Sejak tahun 1950 sampai 1979 konsumsi energi fosil dunia telah meningkat empat kali lipat dan terus meningkat sekarang ini. Efek yang ditimbulkan dari pembakaran bahan-bahan ini dalam industri dan mobil bercampur dengan uap air dan oksigen di atmosfer dan membentuk asam nitrat serta asam belerang. 

Kalau larut dalam hujan, asam-asam ini jatuh ke tanah dengan akibat hancurnya hutan, tanaman pangan, dan berbagai organisme yang hidup di air tawar. Semua efek yang ditimbulkan itu bukan hanya memunculkan efek material, namun juga akan berdampak secara sosial.

Betapa miripnya kondisi itu dengan apa yang disebutkan dalam berbagai nubuwat. Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda : "Kiamat tidak akan terjadi sehingga langit menurunkan hujan, tapi air hujan ini tidak bisa mendorong dibangunnya rumah-rumah tanah liat yang kuat dan tidak menyebabkan berhimpunnya penduduk perkampungan, namun hanya bisa mendorong dibangunnya rumah-rumah dari bulu."

Dan diriwayatkan dari Anas , dia berkata, “Rasulullah SAW bersabda: “Tidak akan tiba hari kiamat hingga manusia dihujani dengan hujan secara merata, tetapi bumi tidak menumbuhkan sesuatu.’

Ada seorang dari kaum muslimin yang bertanya, kapankah peristiwa itu akan terjadi? Beliau menjawab, “Apabila musik dan biduanita telah merajalela dan khamr telah dianggap halal".

Bila seluruh isyarat qur’aniyah dan nabawiyah di atas kita kombinasikan, maka akan kita temukan hubungan yang erat sebuah fenomena akhir zaman berupa kegoncangan bumi (gempa dahsyat), hujan meteor (badai batu/ kepingan-kepingan material yang jatuh dari langit), asap dukhan yang menyelimuti bumi, dan perubahan wajah (mutasi genetika), dengan beragam kemaksiatan dan kekufuran yang diperbuat oleh manusia (perzinahan, musik dan minuman keras). 

[HR. Ahmad. Ahmad Syakir menshahihkan isnadnya. Musnad Ahmad (III/140, Muntakhab Kanz).  HR. Tirmidzi (2212) Al-Fitan dari hadits ‘Imran bin Hushain, Ibnu Majah (4060) Al-Fitan dari Sahl bin Sa’d, dan Thabrani dalam Mu’jamu ‘J-Kabfrdzn Mu’jamul- Ausath. Hadits ini shahih.  HR. Ibnu Majah (4059) dalam Al- Fitan. Ibn Katsir berkata: “Sanad perkataan ini adalah shahih kepada Ibn ‘Abbas, lihat Tafsir Ibn Katsir.]

©[FHI/Berbagi sumber]

Follow us: @forum_hijau

Rencana Aksi Nasional Tidak Lengkap



Indonesia belum memiliki strategi nasional untuk perubahan iklim.
Rencana aksi nasional penurunan emisi gas rumah kaca tidak disertai sebuah strategi nasional yang jelas. Sementara itu Dewan Nasional Perubahan Iklim yang dibentuk pada tahun 2008 tidak bisa difungsikan untuk bernegosiasi dan melakukan konsultasi dengan kementerian sektor untuk penyesuaian kebija
kan pembangunan dengan perubahan iklim.

Dalam paparan laporan tentang kesiapan pendanaan perubahan iklim yang diadakan The Nature Conservancy (TNC), Kamis (30/8/2012) di Jakarta, Penasihat Kebijakan Senior TNC Jorge Gastelumendi yang berkantor di AS didampingi oleh Penasihat Senior untuk Kebijakan Karbon Hutan Internasional TNC Wahjudi Wardojo, mengupas tentang proses kesiapan negara berkembang untuk menerima dana perubahan iklim dari negara negara maju.

Dalam paparan Jorge terungkap bahwa dari setidaknya empat tahapan perencanaan untuk perubahan iklim, Indonesia baru memiliki kebijakan sebagai tahap awal dan aksi nasional sebagai tahap akhir.

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada tahun 2009 di Pittsburgh telah menyatakan komitmennya untuk menurunkan emisi gas rumah kaca (GRK), yaitu 26 persen atau sampai 41 persen jika ada bantuan dari luar pada tahun 2020 --dibandingkan dengan kondisi jika tak ada perubahan cara membangun (business as usual/BAU).

Tahun 2011 terbit Peraturan Presiden tentang Rencana Aksi Nasional Penurunan Emisi GRK, yang telah diturunkan sampai tingkat daerah, yaitu RAD untuk Penurunan GRK. "Ini ibarat seseorang punya cucu namun cucunya tidak punya ayah," ujar Wahjudi.

Selain itu, Indonesia memiliki dua jalur dana perubahan iklim, yaitu Indonesia Climate Change Trust Fund di bawah Badan Perencana Pembangunan Nasional (Bappenas) dan Pusat Kebijakan Pembiayaan Perubahan Iklim dan Multilateral di bawah Kementerian Keuangan. Menurut Wardojo kebijakan untuk pengarusutamaan pendanaan pembangunan yang sesuai dengan perubahan iklim masih dalam proses.

Jorge menyebutkan, Brasil dan Meksiko sebagai contoh. Dana perubahan iklim, menurut dia, dikelola oleh satu bank pembangunan nasional yang memiliki kewenangan besar dalam pengelolaan dana perubahan iklim.

"Mereka mengelola dana itu dan sekaligus memonitor penggunaannya," kata Jorge. Kewenangan bank tersebut amat besar.
Dalam Konferensi Perubahan Iklim di Kopenhagen, Denmark, pada Conference on Parties (COP) ke-15, negara-negara maju menjanjikan pendanaan Rp 300 triliun (sekitar 30 miliar dollar AS) untuk 2010-2012 bagi mitigasi dan adaptasi, termasuk kehutanan. Jumlah itu akan bertambah menjadi 100 miliar dollar AS per tahun pada tahun 2020.

Namun dana tersebut hingga sekarang belum ada realisasinya karena negara maju beralasan mereka mengalami krisis ekonomi. Dalam realisasinya, negara maju tidak akan dengan mudah memberi dana perubahan iklim ke negara berkembang. Persyaratan yang diberikan akan sangat berat, termasuk soal kesiapan.

Selain itu, yang menjadi perdebatan adalah asal-usul bantuan dana dari negara maju. Pihak negara berkembang menginginkan dana perubahan iklim harus berasal dari dana segar di luar dana bantuan pembangunan (Overseas Development Assistance/ODA).

Di sisi lain, negara maju berusaha memberi dana perubahan iklim dengan mengambilnya dari jatah bantuan dana ODA. "Negara tersebut harus tahu apa yang mereka butuhkan, termasuk sumber daya yang mereka butuhkan, dan lain-lain," tambah Jorge. Bantuan tidak mesti berupa dana melainkan bisa berupa sumber daya.

©[KG/Kompas]

MADAGASKAR BANGUN "MAKIRA NATURAL PARK", TAMAN LEMUR TERBESAR



Wildlife Conservation Society (WCS) mengatakan para pejabat di Madagaskar telah membuat taman margasatwa liar terbesar di pulau tersebut. Area taman yang dinamai Makira Natural Park ini menyediakan habitat untuk keanekaragaman Lemur. Taman yang membentang sekitar 372.470 hektar di hutan hujan di timur laut Madagaskar itu dihuni oleh 20
 jenis dari 103 jenis lemur yang ada di pulau, termasuk lemur leher merah dan silky sifaka.

"Makira Natural Park menjadi lambang pusat konservasi keanekaragaman hayati bangsa. Ini adalah tonggak atas komitmen Madagaskar untuk menjaga warisan alam," tegas Presiden serta CEO WCS, Christian Samper. Makira Natural Park juga akan menjaga hewan selain lemur seperti elang ular Madagaskar yang merupakan satu-satunya predator besar di pulau.

Juga ada binatang Fossa, hewan yang bentuknya mirip kucing dan memburu lemur serta membutuhkan area hutan yang luas untuk menjaga keseimbangan populasi
Lemur hanya dapat djumpai di Madagaskar, yang baru-baru ini disebut sebagai hewan yang hampir punah dari kelompok hewan bertulang belakang (vertebrata).

Bersama dengan Lorises dan Galagos atau bushbabies, Lemur dikategorikan sebagai primata prosimian, yakni semua primata yang tidak termasuk ke dalam kategori monyet atau kera.

©[FHI/Antara]

Segera Dibangun, Cagar Alam Air Terbesar di Dunia


KEPULAUAN Cook baru saja mengumumkan akan membangun cagar alam air terbesar di dunia.
Hebatnya, luas cagar alam ini diperkirakan mencapai dua kali luas negara Prancis. Hal ini disampaikan oleh Perdana Menteri Kepulauan Cook, Henry Puna. Puna mengatakan bahwa negara bekas jajahan Inggris yang dekat dengan Selandia Baru ini akan membangun cagar alam
 air seluas 1.065 juta kilometer yang berfungsi sebagai tempat konservasi samudra.

"Pembuatan cagar alam ini membantu melindungi salah satu ekosistem air terbaik di dunia, untuk kebutuhan manusia generasi mendatang," kata Puna, seperti dikutip dari Telegraph, Kamis (30/8/2012).

Cagar alam ini nantinya akan menjadi yang terbesar di dunia, mengambil lebih dari setengah perairan di bagian selatan Bumi. Kepulauan Cook sendiri memiliki 15 pulau yang luasnya bila digabungkan lebih besar dari Kota Washington DC, Amerika Serikat.

Perairan Kepulauan Cook memiliki area terumbu karang yang berharga, padang rumput laut, dan sumber daya perikanan yang kaya.

Nantinya, cagar alam ini akan memiliki area utama di mana kegiatan memancing akan dilarang. Akan ada juga area khusus wisata sehingga nantinya turis dan wisatawan tidak akan mengganggu ekosistem perairan tersebut.

©[FHI/Okezone]

Yaki, Kera Langka yang Masih Dikonsumsi


Foto: Yaki, Kera Langka yang Masih Dikonsumsi

Sulawesi bisa dikatakan sebagai pulau yang memiliki banyak satwa endemik, sebut saja burung Maleo (Macrocephalon maleo), Tarsius (Tarsius tarsier), Babi Rusa (Babyrousa celebensis), Anoa (Bubalus quarlesi), Kera Hitam Sulawesi (Macaca maura), dan Kera Hitam Berjambul Sulawesi (Macaca nigra).

Dari semua hewan endemik tersebut, Kera Hitam Berjambul Sulawesi atau oleh masyarakat sekitar disebut Yaki ini, oleh International Union for Conservation of Nature (IUCN) masuk pada kategori terancam punah (Critically Endangered).

Hutan Cagar Alam Tangkoko yang berada di Batu Putih, kecamatan Bitung utara, Kota Bitung, Sulawesi Utara, Menjadi salah satu habitat Yaki. 

Menurut Field Station Manager Macaca Nigra Project, Stephan Milyosky Lentey, ada sekitar 5000 ekor Yaki di tempat ini. "Mereka tersebar di hutan dan hidup berkelompok. Makanan utamanya adalah buah ara, kadang juga dedaunan muda dan serangga," kata Stephan.

Tim Ekspedisi Cincin Api Kompas sempat mengabadikan tingkah laku Yaki saat berkunjung ke hutan Tangkoko. Karena berdekatan dengan pemukiman penduduk, Yaki di hutan ini lebih berani berada dekat manusia, mereka bahkan penasaran dengan kamera yang dibawa oleh salah satu anggota tim, Eddy Hasby.

Ada sekitar 50-60 ekor Yaki yang tim temukan. Beberapa dari mereka menggendong anaknya dan yang lain bermain-main di atas pohon. Seakan tidak takut, mereka semakin mendekati tim dan bercermin di lensa kamera. 

Mungkin karena terkejut melihat bayangannya sendiri, seekor Yaki menunjukkan taringnya dan menggertak ke arah kamera.

"Mungkin mereka terlihat jinak dan bersahabat, namun butuh diingat jika mereka adalah hewan liar, dan ketika bermain dengan sesamanya tidak jarang mereka saling menggigit, jadi tetap harus hati-hati," kata Stephan.

Stephan mengakui habitat Yaki di Cagar Alam Tangkoko, belum menjamin keselamatan primata yang memiliki jambul tersebut. Karena area hutan yang luas mengakibatkan minimnya pengawasan akan keberadaan Yaki di dalam hutan.

"Jika kita melihat bahwa Yaki di sekitar Batu Putih ini masih cukup banyak, selain itu mereka bisa diawasi oleh polisi hutan sehingga perburuan Yaki bisa dicegah. Namun di hutan yang luasnya beribu-ribu hektar ini, maka semakin ke dalam, Yaki semakin tidak terawasi, dan pernah ditemukan banyak sekali jerat yang dipasang untuk menangkap Yaki. Biasanya permintaan akan daging Yaki akan banyak ketika ada pesta pernikahan atau perayaan besar lainnya," kata Stephan.

Padahal menurut Stephan, kembang biak Yaki cukup lambat. Betina akan mengandung selama enam bulan, jadi dalam setahun rata-rata seekor Yaki betina akan melahirkan satu anak. Jika praktek perburuan Yaki terus berlangsung, bukan tidak mungkin dalam waktu 20 tahun ke depan Yaki akan punah.

Tidak mengherankan jika IUCN memasukan Yaki dalam daftar terancam punah (Critically Endangered).

©[FHI/Kompas]

©Pic: WWF

Follow us: @forum_hijau

Harimau Sumatera Berhasil Ditangkarkan di Medan


Foto: Harimau Sumatera Berhasil Ditangkarkan di Medan

Taman Margasatwa Medan berhasil menangkarkan Harimau Sumatra (panthera tigris Sumatrae) yang merupakan hewan langka dilindungi di luar habitat aslinya.

“Kini induk dari tiga anak harimau yang dilahirkan setahun lalu telah kembali kawin dan mudah-mudahan kali ini juga berhasil,” kata Kepala Urusan Kesehatan Hewan dan Konservasi Taman Margasatwa Medan (TMM), Sucitrawan di Medan, hari ini.

Dijelaskan, saat ini di TMM terdapat tujuh ekor Harimau Sumatra dan empat diantaranya merupakan hasil penangkaran. “Tiga ekor baru dilahirkan setahun lalu dari induk yang juga berasal dari hasil penangkaran,” katanya.

Namun yang merisaukan lanjutnya, dari tujuh ekor Harimau Sumatra yang ada di TMM, hanya seekor yang berjenis kelamin betina. Sementara sisanya berjenis kelamin jantan termasuk tiga ekor anak harimau yang baru berusia setahun.

Untuk menjaga agar tidak terjadi persaingan memperebutkan betina, maka pihak pengelola TMM memisahkan harimau jantan dewasa. Sementara pasangan harimau yang telah berhasil melahirkan anak tetap dibiarkan bersama.

Pihak TMM lanjut dia sedang berupaya menjajaki kerjasama dengan sejumlah pengelola kebun binatang di Indonesia guna mendapatkan Harimau Sumatra betina. Diharapkan nantinya Harimau Sumatra yang ada di TMM mendapatkan pasangan sehingga bisa mencegah perkawinan sedarah.

TMM yang terletak di Kelurahan Simalingkar B, Kecamatan Tuntungan atau sekitar 10 kilometer dari inti Kota Medan memiliki luas sekitar 30 hektare. 

Dengan luas yang ada tersebut memungkinkan pihak TMM untuk menyediakan tempat yang nyaman bagi Harimau Sumatra.

“Harimau di TMM ditempatkan di kandang lepas bukan di dalam kerangkeng sehingga memungkinkan untuk berkembang alami,” katanya.

Dalam penanganan anak Harimau Sumatra, pihak pengelola TMM juga menjaga untuk tidak terlalu banyak bersentuhan. Pasalnya khawatir interaksi yang terlalu sering bisa berdampak buruk terhadap perkembangan anak harimau.

“Anak harimau yang baru lahir setahun lalu tetap dibiarkan hidup liar sehingga bisa berkembang secara alami,” katanya.

Sebelumnya menurut data yang dilansir Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jambi, Tri Siswo, jumlah harimau Sumatera yang hidup di habitatnya, taman nasional maupun hutan lindung di Pulau Sumatera diperkirakan hanya sekira 400 ekor.

Harimau Sumatra termasuk hewan langka yang dilindungi karena terancam punah. Di habitat aslinya hewan buas ini mengalami ancaman serius akibat konflik dengan manusia dan perusakan lingkungan. Berdasarkan catatan dua tahun terakhir ini ada empat satwa langka itu ditemukan mati akibat dibunuh penduduk.

©[ Forum Hijau Indonesia/Waspada]

©Pic: Rahma shofiana(Greenpeace)

¦-->> Selamatkan Harimau Sumatera, Jadilah Mata Harimau: www.greenpeace.or.id/mataharimau <<--¦

Follow us: @forum_hijau

Orangutan Stres Habitatnya Makin Sempit



Gubernur Kalbar Drs Cornelis MH mengatakan masuknya orangutan ke perkampungan masyarakat akhir-akhir ini dikarenakan habitat aslinya sudah mulai berkurang karena pembukaan lahan untuk kebun kelapa sa
wit, sehingga hewan itu kebingungan untuk tinggal dan tersesat ke perkampungan.

“Karena habitat aslinya sudah semakin sempit. Pembukaan lahan merupakan salah satu faktor yang menjadikan orangutan ini banyak yang masuk ke perkampungan dan hidup dekat dengan masyarakat,” ungkap Cornelis kepada wartawan, Kamis (30/8).

Menurutnya, sampai saat ini dia belum menerima informasi dari mana asal kedatangan orangutan tersebut. “Tidak tahu dari mana barang itu datang.

Apakah dia peliharaan orang yang lepas atau memang sesat. Dan itu bisa saja terjadi,” tambahnya.
Terakhir, orangutan masuk ke perkampungan Parit Wak Dongkak, Desa Wajok Hilir, Siantan, Kabupaten Pontianak. Warga di kampung ini geger dan berupaya untuk mengevakuasi satwa langka itu.

Sayangnya—ketika dilakukan evakuasi—orangutan ini terluka parah dan akhirnya meninggal dunia dalam perjalanan menuju Kabupaten Ketapang untuk menjalani pengobatan. Menurut Cornelis, meninggalnya orangutan tersebut bisa saja karena stres. “Mungkin juga karena stres,” ujarnya.

Lanjutnya, masalah orangutan ini sudah ada yang menangani. Dia juga meminta kepada pihak yang bertanggung jawab atas orangutan ini untuk menjaga dan merawatnya dengan baik. “Kalau sudah meninggal, apa boleh buat,” pungkasnya.

©[FHI/RK]
Foto: Orangutan Stres Habitatnya Makin Sempit

Gubernur Kalbar Drs Cornelis MH mengatakan masuknya orangutan ke perkampungan masyarakat akhir-akhir ini dikarenakan habitat aslinya sudah mulai berkurang karena pembukaan lahan untuk kebun kelapa sawit, sehingga hewan itu kebingungan untuk tinggal dan tersesat ke perkampungan.

“Karena habitat aslinya sudah semakin sempit. Pembukaan lahan merupakan salah satu faktor yang menjadikan orangutan ini banyak yang masuk ke perkampungan dan hidup dekat dengan masyarakat,” ungkap Cornelis kepada wartawan, Kamis (30/8).

Menurutnya, sampai saat ini dia belum menerima informasi dari mana asal kedatangan orangutan tersebut. “Tidak tahu dari mana barang itu datang. 

Apakah dia peliharaan orang yang lepas atau memang sesat. Dan itu bisa saja terjadi,” tambahnya.
Terakhir, orangutan masuk ke perkampungan Parit Wak Dongkak, Desa Wajok Hilir, Siantan, Kabupaten Pontianak. Warga di kampung ini geger dan berupaya untuk mengevakuasi satwa langka itu.

Sayangnya—ketika dilakukan evakuasi—orangutan ini terluka parah dan akhirnya meninggal dunia dalam perjalanan menuju Kabupaten Ketapang untuk menjalani pengobatan. Menurut Cornelis, meninggalnya orangutan tersebut bisa saja karena stres. “Mungkin juga karena stres,” ujarnya.

Lanjutnya, masalah orangutan ini sudah ada yang menangani. Dia juga meminta kepada pihak yang bertanggung jawab atas orangutan ini untuk menjaga dan merawatnya dengan baik. “Kalau sudah meninggal, apa boleh buat,” pungkasnya.

©[FHI/RK]

Follow us: @forum_hijau

Penebangan Hutan Ancam Keberadaan Buah Mangga



Penebangan kayu hutan yang kian menjadi-jadi belakangan ini mengancam populasi pohon buah-buahan. Itu terutama yang tumbuh di hutan Kalimantan Selatan.

''Buktinya buah-buahan yang selama ini menjadi makanan berbagai macam satwa dan juga masyarakat pelosok kian langka di beberapa lokasi pedalaman,'' kata tokoh masyarakat Desa Panggung, Kecamatan Parin
gin Selatan, Kabupaten Balangan, Mursidi, di Paringin, Selasa.

Sebagai contoh, kata Mursidi, pohon mangga tandui (family Mangefira SP) sudah hampir tak ditemui lagi. Rasa buah pohon tersebut agak sedikit kecut.

Tetapi, buah mangga tandui sangat enak dibuat rujak.
Mursidi mengatakan pohon mangga tandui banyak dicari penebang kayu lantaran pohonnya besar. Bentuknya pun agak lurus dan tidak bengkok bengkok. Sehingga, batangnya paling baik dibuat papan atau kayu olahan lainnya.

Tidak hanya pohon mangga tandui yang langka sekarang ini. Pohon mintaus, pohon kumbayau, pohon kepayang, pohon jantungan, pohon sangkuang, pohon asam hurang, dan pohon binjai pun demikian.

Akibat pohon buah hutan tersebut banyak yang hilang, maka berbagai macam satwa kehilangan makanannya. Itu terutama berbagai jenis monyet yang akhirnya menyerang kebun penduduk setempat guna mencari makanan.

©[FHI/ROL]

PLN Efektifkan Energi PLTA sebagai Pengganti BBM



PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) akan berupaya mengefektifkan penggunaan energi terbarukan sebagai bahan bakar bakar pembangkit listrik. Untuk mengurangi penggunaan bahan bakar minyak (BBM
)yang sudah menyusut kuota pasokannya.

Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Jarman menyebutkan, upaya energi terbarukan sudah sangat mendesak dan harus dilakukan sebagai pengganti dari pasokan BBM yang harus dikurangi dari kebijakan pengendalian penggunaan BBM.

“Kami akan mengubah energi selain BBM dengan energi alternatif lainnya. Salah satu yang PLN manfaatkan dengan menggunakan potensi sumber daya air (hydro) sebagai energi pembangkit listrik seperti yang sudah dilakukan dibeberapa tempat,” kata Jarman di Jakarta, Jum’at (31/8).

Untuk itu, PLN akan memperbanyak pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) yang dapat memikul beban puncak, dan dapat mengganti peran pembangkit listrik dari penggunaan BBM selama ini.

Sesungguhnya untuk mengubah penggunaan energi BBM ke energi terbarukan tidaklah mudah, tetapi hal tersebut harus dilakukan agar tidak ketergantungan dengan BBM dan harus dilakukan secara langsung serta bertahap.

“Sayangnya pengembangan PLTA menemui kendala antara lain biaya investasi yang lebih tinggi dibanding pembangkit yang lain. Seperti pembebasan lahan sehingga membutuhkan proses izin yang lebih lama serta kurangnya insentif dari pemerintah,” ujarnya.

Menurut Jarman, dengan memaksimalkan pemanfaatan potensi tenaga air dari sungai, diperlukan kebijakan yang lebih cepat dari regulasi atas penerbitan izin dan konsensi untuk pembangunan PLTA terkait dengan insentif.

Berdasarkan data Kementerian ESDM, saat ini terdapat 137 proyek PLTA dengan total kapasitas 1.097,23 mw. Dari jumlah tersebut 18 proyek sudah beroperasi, dalam tahap konstruksi sebanyak 16 proyek, 47 proyek dalam tahap proses finansial, 46 proyek dalam proses menunggu izin pembebasan lahan dan pemanfaatan hutan serta 20 proyek dalam tahan PPA.

©[FHI/JN]

¦-->> Saatnya [R]evolusi Energi, Stop Energi Fosil & Nuklir! Beralih Ke Energi Baru & Terbarukan. <<--¦Foto: PLN Efektifkan Energi PLTA sebagai Pengganti BBM

PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) akan berupaya mengefektifkan penggunaan energi terbarukan sebagai bahan bakar bakar pembangkit listrik. Untuk mengurangi penggunaan bahan bakar minyak (BBM)yang sudah menyusut kuota pasokannya.

Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Jarman menyebutkan, upaya energi terbarukan sudah sangat mendesak dan harus dilakukan sebagai pengganti dari pasokan BBM yang harus dikurangi dari kebijakan pengendalian penggunaan BBM.

“Kami akan mengubah energi selain BBM dengan energi alternatif lainnya. Salah satu yang PLN manfaatkan dengan menggunakan potensi sumber daya air (hydro) sebagai energi pembangkit listrik seperti yang sudah dilakukan dibeberapa tempat,” kata Jarman di Jakarta, Jum’at (31/8).

Untuk itu, PLN akan memperbanyak pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) yang dapat memikul beban puncak, dan dapat  mengganti peran pembangkit listrik dari penggunaan BBM selama ini.

Sesungguhnya untuk mengubah penggunaan energi BBM ke energi terbarukan tidaklah mudah, tetapi hal tersebut harus dilakukan agar tidak ketergantungan dengan BBM dan harus dilakukan secara langsung serta bertahap.

“Sayangnya pengembangan PLTA menemui kendala antara  lain biaya investasi yang lebih tinggi dibanding pembangkit yang lain. Seperti pembebasan lahan sehingga membutuhkan proses izin yang lebih lama serta kurangnya insentif dari pemerintah,” ujarnya.

Menurut Jarman, dengan memaksimalkan pemanfaatan potensi tenaga air dari sungai, diperlukan kebijakan yang lebih cepat dari regulasi atas penerbitan izin dan konsensi untuk pembangunan PLTA terkait dengan insentif.

Berdasarkan data Kementerian ESDM, saat ini terdapat 137 proyek PLTA dengan total kapasitas 1.097,23 mw.  Dari jumlah tersebut 18 proyek sudah beroperasi, dalam tahap konstruksi sebanyak 16 proyek, 47 proyek dalam tahap proses finansial, 46 proyek dalam proses menunggu izin pembebasan lahan dan pemanfaatan hutan serta 20 proyek dalam tahan PPA.

©[FHI/JN]

¦-->> Saatnya [R]evolusi Energi, Stop Energi Fosil & Nuklir! Beralih Ke Energi Baru & Terbarukan. <<--¦

Follow us: @forum_hijau

TERCEMAR RADIASI FUKUSHIMA, JEPANG HENTIKAN PENGIRIMAN IKAN DARI TIMUR LAUT



Dampak tragedi ledakan pembangkit listrik tenaga nuklir di Fukushima tidak hanya pada daerah yang berada dalam radius terdekat. Radiasi Nuklir tersebut telah menye
bar sampai ratusan kilometer. Seperti pada ikan yang berada di lepas timur laut Jepang. Ikan-ikan tersebut, yang habitatnya berada di 300 meter lepas pantai ditengarai terpapar radiasi yang sangat berat.

Dalam ikan tersebut ditemukan bahan radioaktif yang melebihi batas aman oleh pemerintah. Dan ini adalah kali ke dua ditemukan pada ikan cod Pasifik yang ditangkap di lepas pantai pelabuhan penangkapan ikan Hachinohe, Jepang timur laut. Pemerintah segera menginstruksikan agar pengiriman ikan jenis itu dari daerah tersebut dihentikan.

Sebelumnya tahun ini, para nelayan ikan cod di daerah yang sama dengan sukarela menghentikan pengiriman tangkapan mereka setelah menemukan ikan yang terkontaminasi.

©[ Forum Hijau Indonesia/ABC]

¦-->> Saatnya [R]evolusi Energi, Stop Energi Fosil & Nuklir! Beralih Ke Energi Baru & Terbarukan. <<--¦Foto: TERCEMAR RADIASI FUKUSHIMA, JEPANG HENTIKAN PENGIRIMAN IKAN DARI TIMUR LAUT

Dampak tragedi ledakan pembangkit listrik tenaga nuklir di Fukushima tidak hanya pada daerah yang berada dalam radius terdekat. Radiasi Nuklir tersebut telah menyebar sampai ratusan kilometer. Seperti pada ikan yang berada di lepas timur laut Jepang. Ikan-ikan tersebut, yang habitatnya berada di 300 meter lepas pantai ditengarai terpapar radiasi yang sangat berat.

Dalam ikan tersebut ditemukan bahan radioaktif yang melebihi batas aman oleh pemerintah. Dan ini adalah  kali ke dua ditemukan pada ikan cod Pasifik yang ditangkap di lepas pantai pelabuhan penangkapan ikan Hachinohe, Jepang timur laut. Pemerintah segera menginstruksikan agar pengiriman ikan jenis itu dari daerah tersebut dihentikan. 

Sebelumnya tahun ini, para nelayan ikan cod di daerah yang sama dengan sukarela menghentikan pengiriman tangkapan mereka setelah menemukan ikan yang terkontaminasi.

©[ Forum Hijau Indonesia/ABC]

¦-->> Saatnya [R]evolusi Energi, Stop Energi Fosil & Nuklir! Beralih Ke Energi Baru & Terbarukan. <<--¦

Follow us: @forum_hijau

YA, Aku Mau Selamatkan Arktik !



Arktik yang sudah membeku selama puluhan ribu tahun, kini mulai melepaskan simpanan karbon ke udara, suhu dunia telah menyebabkan Arktik meleleh.

Selain itu, seiring lapisan es yang semakin berkurang, indus
tri minyak (Shell & Gazprom) mulai menyiapkan berbagai rencana untuk mencari kandungan minyak di area tersebut, namun dengan resiko tinggi tumpahan minyak, ekosistem Arktik yang kaya, (rumah bagi beruang kutub, penguin, paus) dan tak tersentuh akan hancur dan hilang seketika.

Tumpahan minyak dapat menyebabkan kerusakan pada ekositem es Arktik dalam sekejap. Karena itu kita harus membebaskan kawasan Arktik dari kegiatan pengeboran minyak berbahaya dan untuk mencegah lapisan es semakin berkurang.

Jika Arktik mencair, Jakarta dan Pulau Indonesia akan tenggelam.

Bergabunglah bersama 1.7 JUTA orang diseluruh dunia agar mencapai 2 Juta PETISI untuk menyelamatkan ekosistem Arktik yang merupakan pendingin bagi planet Bumi kita.

Sobat Greener, Tunjukkan dukunganmu dengan mengisi PETISI berikut: www.savethearctic.org

SEBUAH PETISI LEBIH BAIK DARIPADA TAK BERTINDAK!Foto: YA, Aku Mau Selamatkan Arktik !

Arktik yang sudah membeku selama puluhan ribu tahun, kini mulai melepaskan simpanan karbon ke udara, suhu dunia telah menyebabkan Arktik meleleh.

Selain itu, seiring lapisan es yang semakin berkurang, industri minyak (Shell & Gazprom) mulai menyiapkan berbagai rencana untuk mencari kandungan minyak di area tersebut, namun dengan resiko tinggi tumpahan minyak, ekosistem Arktik yang kaya, (rumah bagi beruang kutub, penguin, paus) dan tak tersentuh akan hancur dan hilang seketika. 

Tumpahan minyak dapat menyebabkan kerusakan pada ekositem es Arktik dalam sekejap. Karena itu kita harus membebaskan kawasan Arktik dari kegiatan pengeboran minyak berbahaya dan untuk mencegah lapisan es semakin berkurang.

Jika Arktik mencair, Jakarta dan Pulau Indonesia akan tenggelam.

Bergabunglah bersama 1.7 JUTA orang diseluruh dunia agar mencapai 2 Juta PETISI untuk menyelamatkan ekosistem Arktik yang merupakan pendingin bagi planet Bumi kita. 

Sobat Greener, Tunjukkan dukunganmu dengan mengisi PETISI berikut: www.savethearctic.org

SEBUAH PETISI LEBIH BAIK DARIPADA TAK BERTINDAK!

Follow us: @forum_hijau